Menunggu
Saat malam tiba,
rasanya hati ini mulai layu. Menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Untuk
menanti kedatangannya di hadapanku amatlah terasa menyesakkan dada ini.
Sepulang dari
kampus, aku merasa begitu lelah dan letih sekali. Badan ini terasa tegang
dengan apa yang aku pikirkan. Pikirku akan ada sesorang yang akan menghibur
lara di hatiku ini. Namun apa daya seseorang yang aku nanti tak pernah kunjung
menyapa hatiku.....
Aku tak mengerti
kapan penantianku terhadap dirinya akan berhenti.....
Mencoba untuk
terus bersabar adalah kunci yang aku pegang sekarang. Namun ternyata
kesabaranku untuk sebuah penantian semakin hari semakin memudar. Tak pernah ku
tau apa penantianku ini akan sia – sia apa akan selalu menti sesuai dengan
harapan yang selalu aku idam – idamnkan.
Aku tak tahu apa
dia selalu memikirkanku?
Aku tak tahu apa
dia selalu ingat kepadaku?
Sungguh bila
teringat tentang dirinya bagaikan pungguk yang mengharapkan rembulan. Dia tak
pernah tahu bagaimana isi hatiku yang sebenarnya. Di tak pernah tahu seperti
apa aku memikirkannya, dan dia juga takkan pernah tahu bahwa diriku amat
mengharapkannya singgah di hati kecilku ini.
Mungkin aku
adalah wanita bodoh yang selalu mengharapkan dan membayangkan dirinya untuk
hidup menjadi partner ku..hemmmm sungguh sesuatu yang sangat mustahil yang
sulit untuk diwujudkan.
Setiap malam aku
selalu mengharapkan kabar tentangnya, setiap detik aku selalu melihat hp ku apa
dia membalas sms ku atau tdak. Dan setip lima waktu aku shalat aku selalu
berharap tentang dirinya menantikan kepastian tuhan atas takdir hidupku dengan
dirinya.
0 comments:
Posting Komentar